4 Azab Mengerikan bagi Orang yang Suka Menunda Bayar Hutang, Susah Masuk Surga


 4 Azab Mengerikan bagi Orang yang Suka Menunda Bayar Hutang, Susah Masuk Surga./* /pikiran-rakyat/

MANTRA SUKABUMI - Tak bisa dipungkiri, setiap kita mungkin pernah tersandung masalah ekonomi.

Ada yang bisa mengatasi dan tak jarang juga ada yang berhutang demi terselesaikannya masalah ekonomi tersebut.

Meski dalam islam hutang piutang diperbolehkan, akan tetapi kita sebagai mukmin yang baik, jangan sampai kita lalai, dan segera lunasi hutang apabila kita sudah mampu melunasinya.

Karena islam sangat menentang orang orang yang lalai terhadap hutangnya, orang yang berhutang, kemudian saat ditagih selalu banyak alasan atau bahkan marah-marah.

Ketahuilah akan pedihnya balasan yang diberikan Allah kepada orang tersebut dan diantara balasan-balasan Allah untuk orang yang seperti itu adalah, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari kanal Youtube @Jamaah Nurul Qolbi pada Kamis, 8 Juli 2021.

1. Susah Masuk Surga

Apabila seseorang meninggal dalam keadaan membawa hutang, maka insyaallah orang tersebut akan terhalang masuk surga, sampai hutangnya dilunasi oleh keluarganya.

Sekalipun orang itu mati dalam kondisi syahid Rasulullah SAW pernah bersabda; "Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni, kecuali hutang" (HR. Muslim).

Halaman:

Editor: Indira Murti

2. Nasibnya Menggantung

Di akhirat kelak seorang mukmin yang tidak melunasi hutangnya sebelum meninggal, maka insyaallah Jiwa orang tersebut akan terkatung-katung Karena tidak tahu apakah akan selamat atau binasa karena hutang yang belum dilunasinya.

Rasulullah SAW pernah bersabda; "Jiwa seorang mukmin akan tergantung karena hutangnya, sampai hutang itu dilepaskannya"

As Suyuti pernah menjelaskan perihal menggantungnya nasib orang yang masih punya hutang di dunia, yakni Akan tertahan mencapai tempat yang mulia (surga) sampai hutangnya dilunasi oleh pihak keluarganya.

Atau amalnya akan diberikan kepada yang menghutangi sampai lunas Tentu hal ini sangat tidak kita inginkan.

Mengingat amal ibadah yang seharusnya menjadi bekal kita di akhirat kelak, menjadi berkurang karena belum selesai urusannya ketika di dunia.

Bagi saudaraku yang sampai saat ini masih punya hutang dan mumpung masih hidup di dunia segeralah untuk melunasinya supaya nasib kita di akhirat kelak tidak menggantung.

3. Berstatus Sebagai Pencuri Saat Bertemu Allah SWT

Bisa bertemu dengan Allah merupakan suatu impian dari setiap mukmin, karena tidak ada yang lebih indah kecuali bisa bertemu dengan sang Pencipta sebagai mukmin yang baik.

Akan tetapi bagi seorang muslim yang masih punya hutang dan belum dilunasi saat di dunia sampai ia meninggal, maka kelak saat bertemu dengan Allah, orang tersebut akan berstatus sebagai pencuri.

Hal ini perlu dijelaskan oleh Rasulullah SAW melalui sabdanya; "Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri"

Kalau orang yang berstatus pencuri di dunia saja sudah dihinakan dan dijauhi oleh masyarakat, apalagi saat bertemu dengan Allah kelak.

Tentu akan menjadi aib yang sangat buruk dan terhinakan, jangan sampai kita menjadi hamba yang hina karena tidak mau melunasi hutang saat masih di dunia.

4. Hati Gelisah Siang Dan Malam

Pemilik hutang insha allah tidak akan bernasib baik saat masih di dunia maupun di akhirat.

Di dunia pemilik hutang akan merasakan kegelisahan karena harus menghindari dari pelunasan utang tersebut.

Pada waktu siang ia akan berusaha melarikan diri, dan di malam hari hati pemilik hutang tidak bisa tidur dengan nyenyak karena diliputi dengan kegelisahan.

Oleh Umar bin Abdul Aziz ia berkata bahwa, Rasulullah SAW pernah bersabda; "Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan kesulitan. Karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari, kesengsaraan di malam hari.

Tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah-tengah manusia selama kalian hidup"

Dari penjelasan hadits tersebut, oleh Ash-Shan'ani pernah mengatakan bahwa Mengenai hal hutang ini berlaku pada siapa saja yang hendak mengingkari hutangnya.

Adapun bagi orang yang berhutang dengan cara yang diperbolehkan, dan dia tidak hendak mengingkari janjinya, maka dia tidaklah terhalang dari surga, baik sebagai syahid atau lainnya.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel