Subhanallah, Allah SWT Angkat Segala Penyakit dengan Dzikir Ini! Cukup Baca 33 Kali Selesai Shalat


 Ilustrasi berdzikir /Pexels

LINGKAR MADIUN- Inilah kalimat dzikir masyhur yang pernah dibaca oleh Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan penyakit dari Allah SWT. Karena sering dibaca, lantunan dzikir Nabi Ayub tersebut akhirnya dijawab oleh Allah SWT.

Dzikir ini pun bisa kita tujukan kepada keluarga, kerabat, teman dekat, sepupu dan lain sebagainya, Asal kita niat kepada Allah untuk diberikan kepada siapapun yang saudaraku inginkan.

Bacaan Doanya :

اَللهُمَّ أَنِّى مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

"Allahumma annii massaniyadh-dhurru wa anta arhamur roohimiin"

Artinya :

"Ya Allah Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan engkau adalah Tuhan yang maha penyayang di antara semua penyayang."

Berikut keutamaan membaca dzikir ini, diantaranya:

1. Pengakuan kita atas kemurahan Allah SWT.

2. Pengakuan atas Allah SWT dengan sifatnya yang maha belas kasih kepada hamba-hambanya yang mau berdoa.

3. Permintaan untuk segera diangkat segala macam penyakit dalam tubuh kita.

4. Permohonan untuk diberikan kesehatan.

Dzikir tersebut bisa dikerjakan setelah selesai shalat agar selalu dijauhkan dari segala penyakit atau jika kita dalam kondisi sedang sakit.

Meskipun dari segi medis sulit untuk disembuhkan, Insyaallah dengan dzikir ini Allah SWT akan memberikan kemudahan dan segera mengangkat penyakit dari tubuh kita.

Yang terpenting adalah lantunkan dzikir ini dengan penuh keyakinan dan penuh pengharapan kepada Allah SWT kemudian imbangi dengan berikhtiar.

Karena Allah SWT telah berjanji dalam QS Anbiya ayat 84:

“Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami menyiapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat dari sisi kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.”

Siapa yang mengamalkan dzikir ini dengan penuh pengharapan kepada Allah maka akan disembuhkan penyakitnya dan janji Allah adalah suatu kebenaran.

Wallahu a’lam bishawab.***

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel