Sungguh Lembut, Begini Teladan Nabi Mendidik Anak Kecil Agar Jadi Juara


 Dua Cucu Nabi yang dididik beliau (AKURAT.CO/Lufaefi)

AKURAT.CO Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang memberikan teladan dengan sangat baik. Bukan hanya dalam masalah agama dan aturan syariat, tetapi juga dalam masalah sosial dan urusan rumah tangga.

Rasulullah memberikan contoh-contoh terbaik untuk membuat umatnya menjadi umat terbaik di muka bumi. Tidak sekalipun beliau memberi contoh yang buruk, yang bertentangan dengan watak baik manusia.

Salah satu teladan yang dilakukan nabi dalam kehidupan adalah mendidik anak. Ini sangat penting diperhatikan orang tua dan atau guru, agar tidak salah dalam mendidik buah hatinya.

Imam Ad-Dzahabi dalam kitab Mu'assisah Ar-Risalah, halaman 199, menyebutkan sebuah hadits terkait cara beliau memberi teladan mendidik anak, sebagai berikut;

قدم رسول الله المدينة وأنا ابن ثمان سنين، فأخذت أمي بيدي، فانطلقت بي إليه، فقالت: يا رسول الله, لم يبق رجل ولا امرأة من الأنصار إلا وقد أتحفك بتحفة، وإني لا أقدر على ما أتحفك به إلا ابني هذا، فخذه، فليخدمك ما بدا لك, قال: فخدمته عشر سنين، فما ضربني، ولا سبني، ولا عبس في وجهي

Artinya: “Rasulullah datang ke Madinah saat aku berusia delapan tahun, kemudian ibuku menggandeng tanganku dan membawaku pada Rasulullah, ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidak seorang laki-laki dan perempuan pun dari kaum Anshar yang datang kepadamu kecuali memberi hadiah untukmu, sedang aku tidak mampu memberimu hadiah kecuali anakku ini. Ambillah, agar ia bisa melayanimu.” Anas berkata: “Aku mengabdi pada Rasulullah sepuluh tahun lamanya, tidak pernah sekalipun beliau memukul, mencaci atau berwajam masam kepadaku.”

Dari keterangan di atas, teladan yang dilakukan nabi dalam mendidik anak adalah: jangan pernah memukul anak, tidak boleh mencacinya, serta tidak boleh bermuka masam kepadanya. Dengan didikan ini, Rasulullah berhasil mewujudkan generasi sahabat yang juara; yaitu sahabat yang tidak saja cerdas secara pengetahuan, tetapi juga cerdas secara emosional dan spiritual, laiknya Ibn 'Abbas, yang pernah dididik sejak belia oleh beliau.

Disebutkan di dalam hadits yang lain, terkait cara dan teladan Nabi Muhammad dalam mendidik anak, sebagai berikut;

خدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَمَا كُلُّ أَمْرِي كَمَا يُحِبُّ صَاحِبِي أَنْ يَكُونَ مَا قَالَ لِي فِيهَا أُفٍّ وَلَا قَالَ لِي لِمَ فَعَلْتَ هَذَا وَأَلَّا فَعَلْتَ هَذَا

Artinya: “Aku melayani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama sepuluh tahun. Tidak semua pekerjaanku sesuai dengan perintah beliau, (tapi) beliau tidak pernah berkata kepadaku (karena ketidak-becusanku) “ah/dasar”, dan tidak pernah (juga) berkata padaku, “kenapa kau lakukan ini?” dan “kenapa tidak kau lakukan (seperti) ini?”

Dari keterangan di atas, teladan yang dilakukan nabi dalam mendidik anak (yang berikutnya) adalah tidak memaksa anak untuk selalu bisa melakukan suatu hal. Kemudian, tidak boleh membentak dan memarahi anak. Sebab demikian hanya akan membuat anak hilang kepedulian sosial. Ia hanya akan melakukan kebaikan hanya jika ditakut-takuti.

Begitulah cara nabi memberi teladan dalam mendidik anak. Nabi tidam pernah berbuat kasar, baik secara verbal maupun tindakan. Beliau tidak pernah memaksakan anak-anak untuk selalu bis melakukan apa yang beliau mau. Beliau memberikan teladan melalui perbuatan, sehingga anak-anak yang bersamanya selalu mencontohnya langsung. Wallahu A'lam.

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel