Khutbah Jumat Tentang 3 Teguran Penting dari Nabi Muhammad SAW di Akhir Zaman

Khutbah Jumat tentang 3 teguran Nabi Mauhammad SAW di akhir zaman /Pexels / Chattrapal(Shitij)Singh

PortalJember.com - Berikut ini adalah khutbah Jumat yang membahas tentang 3 teguran penting yang disampaikan Nabi Muhammad SAW terkait apa yang terjadi di akhir zaman.

3 teguran ini khusus disampaikan untuk semua umat muslim di seluruh dunia, sebab 3 teguran tersebut hendaknya diwaspadai dan diperhatikan.

Tujuan Nabi Muhammad SAW memperingatkan, tidak lain adalah agar umatnya berhati-hati dan tetap menjaga diri agar tidak termasuk sebagai umat yang rugi.

Berikut naskah khutbah Jumat ini disampaikan oleh H. Muhammad Nasir yang dikutip PortalJember.com dari website Tebuireng Online.

إن الْحَمْدَ لِلهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.

يَا أَيُّهَا الذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صدق الله العظيم.

Para hadirin yang dimuliakan oleh Allah, mari pada kesempatan siang ini melalui mimbar Jumat ini, kami sebagai khatib berpesan pada diri kami sendiri dan para hadirin.

Untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Yang dengan cara inilah insyaallah takwa akan sanggup menghantarkan kita hidup penuh dengan kebahagiaan.

Juga keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Yaitu menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala apa yang menjadi larangan-Nya.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah

Kita mengingat sejarah kira-kira pada 4 abad yang lalu di mana Islam telah mengalami puncak keemasan di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW. Islam menjadi kebanggaan umat.

Pengaruh Islam dengan cepat menyebar hampir ke seluruh dunia. Padahal pada saat itu umat Islam sangat minim. Ini semua tidak lain berkat kekuatan Aqidatul Islam yang tertanam di jiwa mereka.

Serta ketaatan menjalankan agama atau syariat yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya berdasarkan suatu hukum yang bersumber kepada Al Quran maupun al hadist. Sungguh Islam pada satu itu sangat jaya, maka tidak salah jika Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa al islamu ya’lu wala yu’la alaihi.

Akan tetapi pada saat itu juga Rasulullah SAW memperingatkan pada para sahabat bahwa nanti Islam hanya tinggal nama. orang banyak mengaku bahwa dirinya adalah muslim.

Dia adalah orang Islam, ktp Islam, tapi sayang nama hanya tinggal nama, apa yang dia lakukan tidak sesuai dengan konsep Al Quran maupun al hadist.

Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, yang diriwayatkan dari imam baihaqi yang bersumber dari Sayyidina Ali Karamallahu wajhahu yang berbunyi:

يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لا يَبْقَى مِنَ الإِسْلامِ إِلا اسْمُهُ , وَلا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلا رَسْمُهُ , مَسَاجِدُهُمْ يَوْمَئِذٍ عَامِرَةٌ , وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى , عُلَمَاؤُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ , مِنْ عِنْدِهِمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُ , وَفِيهِمْ تَعُودُ

Artinya: "Secara bebas, akan datang kepada manusia, kata Nabi di akhir zaman nanti di mana Islam nanti hanya tinggal nama. Banyak orang mengaku dirinya muslim tapi tadi saya katakan bahwa kelakuannya tidak mencerminkan keislamannya. Dia mengaku sebagai seorang muslim, tapi selalu melanggar syariat-syariat yang sudah ditentukan baik oleh Allah maupun Rasul-Nya.

Tidak sedikit zaman sekarang orang di sana-sini mengaku dirinya adalah Islam, tapi maaf apa yang dia ucapkan tidak sesuai dengan apa yang dia lakukan.

Sering kali berbenturan dengan fakta, kadang kala omongannya A di satu tempat di tempat yang lain B. Inilah yang menyebabkan semakin lama Islam akan semakin luntur.

Islam hanya tinggal nama seperti kata Rasulullah SAW. Nah, dengan demikian marilah kita semua sebagai orang muslim, ya mudah-mudahan Allah menakdirkan kita betul-betul muslim.

Bukan hanya sekedar nama orang muslim tapi juga kelakuannya betul-betul muslim sesuai apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Kita sangat prihatin dalam keadaan seperti sekarang, tidak sedikit saudara kita yang mengaku muslim tapi kelakuannya adalah mabuk-mabukan, berbuat zina, selalu menganggu orang lain bahkan merampok.

Padahal semua ini dilarang di dalam Islam. Islam tidak mengajarkan demikian, apalagi melakukan dengan kekerasan.

Islam bagaimanapun tetap mempunyai nilai rahmatan lil alamin, ini yang pertama yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.

Yang kedua, wala yabqo minal quran illa rasmuhu, Al Quran nanti akhir zaman hanya tinggal tulisan. Sekarang memang banyak orang muslim yang punya Al Quran.

Tapi juga banyak pula orang muslim yang tidak punya Al Quran. Banyak saudara kita yang bisa membaca Al Quran, tapi belum tentu mereka bisa mengamalkan apa yang ada di dalam Al Quran.

Andaikata kita semua lari kembali kepada konsep Al Quran, dengan apa yang kita baca di dalamnya, lalu kita amalkan maka insya Allah hidup kita akan tenang, bahagia, selamat, dunia maupun ahkirat.

Kenapa? Rasulullah SAW pernah menyampaikan dalam sebuah hadis:

القرآن شَافِعٌ لأصْحَابِهِ

Al Quran sanggup memberikan syafaat, pertolongan kepada siapapun yang membacanya, baik itu berkaitan masalah di dunia maupun nanti di akhirat.

Dengan demikian marilah melalui mimbar Jumat ini kita biasakan untuk membaca Al Quran. Ditarget kalau bisa dalam satu bulan kita bisa mengkhatamkan Al Quran.

Syukur tiap hari Jumat kita bisa mengkhatamkan Al Quran. Betapa dimanjakannya oleh Allah SWT orang yang membaca Al-Quran.

Kita baru membaca alif lam mim, itu ada tiga huruf, tiga puluh kebaikan insyaallah diberikan Allah kepada kita. Lalu bagaimana kalau kita membaca sekian banyak surat dalam Al Quran.

Syukur kalau kita bisa mengkhatamkan Al Quran begitu banyaklah pahala yang diberikan oleh Allah kepada kita. Namun maaf, bukan hanya sekedar kita baca, alangkah indah dan baiknya kalau kita bisa mengamalkan Al Quran.

Kita lihat zaman sekarang mungkin saudara-saudara kita yang pernah membaca Al Quran di antara ayat yang dibaca adalah innamal khomru wal maysir.

Tahu mereka bahwa khamr itu dilarang di dalam Islam, tapi lihat dalam kenyataan masih banyak saudara kita yang mabuk-mabukan, yang teler baik itu secara sembunyi maupun terang-terangan.

Padahal bukan hanya Al-Quran yang melarang, tapi pemerintah pun juga melarang. Nah dengan demikian kita mohon kepada Allah, mudah-mudahan kita bukan hanya sekedar membaca Al Quran, tapi bisa mengamalkan tafsir Al Quran. Amin ya rabbal alamin.

Yang ketiga, wamasajiduhum amiratun wahiya khorobun minal hudyi. Masjid di akhir zaman kata Nabi insyaallah bagus, masjid dimana-mana besar, indah, sayangnya kata Nabi.

“Wahiya khorobun minal hudyi,” sayang seribu sayang masjid itu sepi dari hidayah. Memang banyak orang yang berjamaah terutama di kota-kota besar wabil khusus pada hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha.

Banyak berjamaah sampai-sampai masjid tidak cukup menampung jamaah tetapi sayang setelah pelaksanaan shalat kelakuaannya masih kembali kepada perbuatan-perbuatan yang sebelumnya dia lakukan.

Menandakan bahwa “wahiya khorobun minal hudyi” jauh dari hidayah. Masjid itu memberikan hidayah kepada jamaah.

Kadang kala masih ada kita berjamaah di satu masjid setelah melaksanakan jamaah sandal ilang, sepatupun lenyap. Inilah yang mungkin digambarkan Rasulullah wahiya khorobun minal hudyi.

Dengan demikian bolehlah masjid kita diperindah, diperbagus, diperbesar, tapi kita mohon kepada Allah mudah-mudahan masjid juga bisa memberikan hidayah kepada para jamaah, kepada orang lain bukan hanya yang berjamaah sehingga mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Yang terakhir apa yang disampaikan oleh Nabi seperti menjadi sebuah kenyataan, wa ‘ulamauhum syarrun man tahta adimi as sama’i min ‘indihim takhruju al fitnah wa fii him ta’udu.

Ulama akhir zaman kata Nabi lebih jelek daripada umatnya, masyarakatnya dibawah langit ini. Kenapa? Karena dari merekalah timbullah fitnah dan akan kembali fitnah itu pada mereka.

Kita lihat zaman sekarang, para kyai walaupun tidak semuanya, hanya beda baju, hanya beda golongan, partai kadang kala satu sama yang lain saling mencemooh, mencaci maki, saling menghina.

Kadang kala hanya mempertahankan kelompoknya dan saling menyalahkan. Tidak bersumber dari Al Quran dan hadis yang seharusnya adalah ulama warasatul anbiya’.

Seharusnya para ulama menyelamatkan umat justru kadang kala para ulama membingungkan umat. Lalu, kalau masyarakat bingung, siapa yang harus kita jadikan imam?

Mungkin satu-satunya cara yang tepat buat kita tidak lain hanyalah memohon kepada Allah mudah-mudahan kita semua bisa kembali kepada konsep Al-Quran dan hadist.

Sekaligus kita diberikan hidayah oleh Allah SWT. Amin ya rabbal alamin. Mudah-mudahan khutbah yang singkat ini bisa memberikan hikmah dan manfaat kepada kita semua.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَ قُلْ الرَّبِّ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ ***

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel