Pedagang Sayur Bercerita tentang Putranya yang Sudah Sarjana Kerja di Astra, Gaji Pertama...


 jpnn.com, LEBAK - Seorang perempuan pedagang sayur keliling di Kabupaten Lebak, Banten, mampu membiayai kuliah anaknya hingga menyandang gelar sarjana.

"Kami merasa bahagia setelah anak kami bernama Aldi (22) diwisuda dan kini bergelar sarjana ekonomi," kata Lani Yuliana (45), seorang pedagang sayur keliling, warga Palaton, Kabupaten Lebak, Senin (5/7).

Lani Yuliana sudah selama 15 tahun berjualan sayur keliling.

Pagi buta setelah Salat Subuh, Lani sudah berangkat ke Pasar Rangkasbitung untuk berbelanja aneka sayuran.

Mulai pukul 07.00 WIB dia berkeliling, masuk kampung keluar kampung di Rangkasbitung.

"Kami berjualan demi keluarga dan pendidikan anak, dan jangan sampai nasib anak seperti orang tuanya," katanya menjelaskan.

Suami Lani bekerja sebagai petugas pengamanan, penghasilannya tidak mencukupi untuk kebutuhan makan dan biaya pendidikan anak.

Karena itu, hanya bermodal Rp800 ribu, Lani memilih berjualan sayuran keliling dan sampai kini masih bertahan.

Sebelumnya, kata dia, dirinya berjalan kaki hingga menempuh puluhan kilometer. Namun kini menggunakan sepeda motor.

"Kami bisa meraup keuntungan berjualan sayuran berkisar antara Rp75 ribu sampai Rp100 ribu per hari. Pendapatan sebesar itu bisa disisihkan untuk biaya pendidikan anak," katanya menjelaskan.

Dia bercerita bahwa saat ini dirinya cukup bahagia. Pasalnya, anaknya sudah diterima bekerja di perusahaan Astra di Tangerang.

Awal Juli 2021, Aldi menerima gaji perdana sebesar Rp6,5 juta.

Begitu juga pedagang keliling lainnya, Mbak Endo (55), warga Rangkasbitung mengaku dirinya selama 30 tahun berjualan jamu keliling hingga dua putrinya menyandang gelar sarjana.

Kedua anaknya lulusan perguruan tinggi negeri di Semarang, Jawa Tengah, dan kini sudah bekerja sebagai pengajar di SMA Kabupaten Lebak.

"Kami berjualan jamu keliling pulang ke rumah bisa meraup keuntungan bersih Rp100 ribu per hari, dan tidak terdampak COVID-19, " katanya menjelaskan.

Maryati (50), seorang pedagang warga Rangkasbitung mengatakan selama wabah COVID-19, pendapatan dari berdagang sayur keliling meningkat dua kali lipat.

“Kami berjualan sayuran itu ke perumahan-perumahan dengan menggowes becak dan modal Rp1,5 juta bisa meraup keuntungan Rp150 ribu per hari," kata Maryati sambil menyatakan putranya berhasil menyandang gelar sarjana pertanian.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Yudawati mengatakan Pemerintah telah menyalurkan permodalan untuk pedagang keliling melalui program bantuan produktif usaha mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta per KK.

Penyaluran bantuan modal itu menjalin kerja sama dengan BRI Rangkasbitung.

"Kami menyalurkan bantuan Program BPUM sebanyak 13.600 pelaku unit usaha, termasuk pedagang keliling," katanya. (antara/jpnn)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel