Kisah Uwais Al Qarni, Wali Allah yang Sholat di Atas Air Tanpa Tenggelam


 Kisah Uwais Al Qarni, Wali Allah yang Sholat di Atas Air Tanpa Tenggelam./* //* Mantra Sukabumi/Pixabay / Sarangib

MANTRA SUKABUMI - Pada zaman dahulu, ada seorang laki-laki yang disebut wali Allah turun ke atas air laut tanpa tenggelam.

Kemudian wali Allah itu duduk diatas air dan terus berdzikir kepada Allah.

Para penumpang kapal sangat heran melihat seorang wali Allah tersebut, karena ia sholat diatas air dengan tanpa tenggelam.

Lalu bagaimana caranya dia bisa sholat diatas air, bukankah itu suatu hal yang mustahil Bagi orang awam?

Dilansir mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Ngaji bersama pada Minggu, 28 November 2021 berikut adalah kisah wali Allah yang sholat diatas air.

Ini kisah yang turun temurun diceritakan tentang karomah wali Allah yang bisa berjalan di atas air dan mengangkat kapal yang tenggelam.

Saat kapal itu berada di tengah lautan tiba-tiba saja datanglah petir yang diiringi ombak yang kuat membuat kapal itu terombang-ambing dan hampir tenggelam.

Berbagai usaha telah mereka lakukan, untuk menghindari kapal tenggelam.

Tapi sayangnya usaha mereka sia-sia, semua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.

Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, ada seorang laki-laki yang sedikitpun tak merasa cemas.

Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah SWT.

Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terombang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan sholat di atasnya.

Beberapa kapal yang melihat perilaku lelaki yang berjalan di atas air itu langsung saja berkata, "Wahai wali Allah, tolonglah kami, janganlah tinggalkan kami."

Namun lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya.

Kemudian orang itu memanggil lagi, "Wahai wali Allah, tolonglah kami, jangan tinggalkan kami!"

Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, "Ada masalah apa?" Seolah-olah ia tidak mengetahui apa-apa.

Lalu awak kapal itu berkata, "Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?"

"Dekatkan dirimu kepada Allah." tutur sang wali.

Para penumpang itu berkata, "Apa yang mesti kami buat?"

"Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat," jawab wali Allah.

Lalu mereka semua menyanggupi untuk meninggalkan harta mereka, asalkan jiwa mereka selamat.

"Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat." kata salah seorang penumpang tersebut.

Kemudian wali Allah itu menyuruh mereka turun ke atas air dengan membaca Bismillah.

Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berdzikir.

Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandung muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.

Habislah semua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut.

Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.

Salah seorang dari awak kapal berkata lagi, "Siapakah kamu wahai wali Allah?"

Lalu wali Allah itu menjawab "Saya adalah Uwais Al Qarni."

"Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir," kata awak kapal itu.

"Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?" tanya wali Allah.

Kemudian awk kapal itu berkata, "Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah."

Setelah wali itu mendengar pengakuan dari awak kapal itu, maka dia pun mengerjakan sholat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah SWT, agar kapal itu ditimbulkan semula bersama dengan hartanya.

Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit hingga terapung di atas air.

Semua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal, tidak ada yang kurang satupun.

Setelah itu, semua penumpang naik ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju.

Sesampai di Madinah, awak kapal yang berjanji dengan wali Allah itu langsung menunaikan janjinya dengan membagi-bagikan harta itu kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tidak ada seorangpun fakir miskin yang tak kebagian.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel