Ternyata Fir’aun Telah Masuk Islam, Benarkah? Inilah Buktinya dalam Al-Qur’an
LINGKAR MADIUN- Fir’aun menjadi orang yang akan selalu disebutkan jika berbicara mengenai kekafiran. Ia bahkan diabadikan dalam Al-Qur’an untuk dijadikan sebagai pembelajaran.
Fir’aun juga pernah mengaku sebagai Tuhan. Namun, ternyata dibalik kekafirannya tersebut, ia pernah menyebut kalimat tauhid dan masuk Islam.
Pada zaman Nabi Musa AS, Mesir dipimpin oleh raja yang bergelar Fir’aun. Selama sekitar 3.000 tahun kerajaan Mesir diperintah oleh puluhan dinasti. Satu dinasti terdiri atas beberapa Fir’aun.
Mengenai Fir’aun yang sesama dengan Nabi Musa AS para peneliti memberikan dua nama yaitu Fir’aun Ramses II dan anaknya Fir’aun Merneptah, yang pertama memerintah hingga tahun 1222 sebelum Masehi.
Nabi Musa AS juga diperkirakan hidup pada 1212 sebelum Masehi. Fir’aun yang sesama dengan Nabi Musa AS adalah raja mesir yang sangat kejam kepada rakyatnya, kekejamannya telah diabadikan dalam Al-Qur’an.
Halaman:
Sumber: YouTube Islam Populer
“Sungguh, Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil). Dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash:4)
Allah SWT mengutus Nabi Musa AS untuk Fir’aun agar mencegah kemungkaran yang dilakukan oleh Fir’aun. Berbagai mukjizat yang dimiliki Nabi Musa AS tetap saja tak bisa membuat Fir’aun percaya bahwa ada Allah SWT yang merupakan penguasa alam semesta.
Namun, sebelum meninggal karena tenggelam, Fir’aun sempat mengakui adanya Tuhan. Selama berdakwah ajaran Nabi Musa AS selalu ditentang oleh Fir’aun.
Penentangan terhadap ajaran Nabi Musa AS yang dilakukan oleh Fir’aun adalah salah satunya dengan mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan yang seharusnya disembah.
Puncak penentangan atas ajaran Nabi Musa AS adalah dengan memerintahkan pasukannya untuk menangkap Nabi Musa AS dan membunuhnya.
Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk meninggalkan kota Mesir. Allah SWT berfirman:
“Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa,” Pergilah pada malam hari sebab pasti kamu akan dikejar,” Kemudian Fir’aun mengirimkan orang ke kota-kota untuk mengumpulkan (bala tentaranya).” (QS. Asy-Syu’ara:52-53)
Fir’aun dan pasukannya pun mengejar Nabi Musa AS. Sedangkan, Nabi Musa dan para pengikutnya harus melewati lautan. Dengan izin Allah SWT, Nabi Musa AS mampu membelah lautan sehingga para pengikutnya bisa menyeberanginya.
Allah SWT berfirman:
“Pukulah lautan itu dengan tongkatmu, maka terbelahlah lautan itu dan tiap-taip belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS. Asy- Syu’ara:63)
Fir’aun dan pasukannya tidak menyerah mengejar Nabi Musa AS dan pengikutnya, namun rombongan Nabi Musa AS selamat, sedangkan rombongan Fir’aun ditenggelamkan.
“Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesunggunya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS. Asy-Syu’araa: 65-67)
Saat mengejar Nabi Musa bersama pengikutnya, disitulah Fir’aun tenggelam, namun sebelum menemui ajalnya ia mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya. Hal tersebut sebagaimana diabadikan di dalam Al-Qur’an.
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka), hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: ‘Aku percaya bahwa tidak ada Ilah melainkan yang diimani oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Yunus:90-91)
Saat Fir’aun mulai sadar untuk beriman, malaikat Jibril pun berada disana, ia pun membungkam mulut Fir’aun dengan lumpur. Hal tersebut sesuai dengan hadist Rasulullah SAW.
Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah berkata dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika Fir’aun berkata: ‘Aku beriman kepada Rabb yang tidak ada Ilah kecuali Ilah yang diimani oleh Bani Israil,” Beliau bersabda: “Jibril berkata kepadaku: ‘Seandainya kamu melihatku, aku waktu itu mengambil lumpur laut yang hitam, kemudian aku sumbatkan ke mulut Fir’aun, karena dikhawatirkan dia akan mendapat rahmat.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Jarir, dan Ibnu Hatim)
Pertobatan Fir’aun ternyata tidak diterima karena ada sebab lain, hal tersebut ditegaskan lewat penjelasan Ahmad Ghalusyi yang terulis dalam dakwah ar-Rasul AS dalam kitabnya tertulis bahwa:
“Taubatnya (Fir’aun) itu datang terlambat, yaitu ketika dia (Fir’aun) telah menyadari kematiannya sudah dekat.”
Pengakuan keimanannya sudah tidak ada gunanya lagi, jika ajal sudah menjemput dan napasnya telah sampai di tenggorokan, maka kata-kata yang menuhankan Allah SWT menjadi tak berguna lagi.
“Allah SWT menerima taubat hamba-Nya selama napasnya belum sampai di tenggorokan (sakaratul maut).” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Wallahu a’lam bishawab.***
Terkini
Wallahu a’lam bishawab.***