Tips Menaklukan Anak yang Suka Membantah, dr. Aisah Dahlan: Stop Labeli Anak Pembangkang!


 Ilustrasi tips hadapi anak suka membantah menurut dr. Aisah Dahlan. /Pixabay.com/Moteoo


PORTAL JEMBER - Anak yang suka membantah dapat dihadapi dengan tips dari dr. Aisah Dahlan tanpa melabelinya negatif.


Perkataan orang tua yang selalu dibantah oleh anak memang terasa menyakitkan.


Alih-alih mau menuruti nasehat orangtua, anak justru memotong perkataan orangtua yang belum selesai diucapkan.


Bagaimana cara menghadapi anak demikian yang benar menurut dokter yang ahli di bidang ini dan sesuai dengan ajaran islam?


Dikutip PORTAL JEMBER dari YouTube Alid TV, dr. Aisah Dahlan mengatakan bahwa anak memiliki banyak jenis watak.


"Jenis-jenis watak anak kalau dalam Islam itu termanifest di khulafaur rasyidin," kata dr. Aisah Dahlan dikutip PORTAL JEMBER dari YouTube Alid TV yang diunggah pada 13 Agustus 2021.


"Ada anak watak Abu Bakar ash-Sidiq ra., ada anak wataknya seperti Ustman bin Afan ra., ada anak yang wataknya seperti Umar bin Khattab ra., dan ada anak yang wataknya seperti Ali bin Abu Thalib ra," jelasnya.


"Nah, kalau mau tahu jenis-jenis watak itu makanya ayah-bunda harus baca bukunya sahabat Nabi itu," kata dia.


Dr. Aisah Dahlan kemudian melempar pertanyaan tentang watak anak yang suka membantah ketika orang tua masih bicara maka menyerupai sahabat Nabi yang mana?


Tentu sifat ini mengacu atau menyerupai sifat sahabat Nabi yakni Umar bin Khattab ra.


"Ya, Jadi, kita ini gak boleh langsung bilang anak saya pembantah, gak boleh langsung bilang gitu," kata dr. Aisah Dahlan.


"Karena anak-anak yang wataknya Umar bin Khattab itu kalau dapat nasehat atau arahan dia gak langsung cepat terima," jelas dia.


"Dia akan ada negosiasi, ada istilahnya equitability,"


"Jadi, kalau anak yang watak Umar saya kasih tau, itu pasti dia duluan menjawab. Seperti Umar,"


Dengan demikian orangtua tidak boleh melabel anak dengan kata pembantah atau pembangkang.


"Melabel anak bahwa ia pembantah, pembangkang, itu harus distop. Karena pada dasarnya itu pada watak mereka," jelas dr. Aisah Dahlan.


"Apakah watak Umar itu buruk? Enggak, di dalam kita punya tatanan, tatanan kekomplitnya ini memang harus ada orang yang kayak Umar,"


dr. Aisah Dahlan mencontohkan pada anaknya sendiri. Di antara anaknya ada yang berwatak Umar, Utsman, Ali, dan Abu Bakar.


Suatu kali bisa jadi anaknya yang berwatak Abu Bakar akan menurut saja ketika diajak makan dengan menu apapun, padahal sebenarnya ia ingin menu tertentu.


Maka hadirlah anak yang berwatak Umar menasehati anak berwatak Abu Bakar untuk berterus terang, sehingga mau mengutarakan keinginannya.


Lalu anak berwatak Umar ini menyampaikan keinginan anak berwatak Abu Bakar pada ibunya.


"Jadi, ini mereka di satu tim mereka ini untuk saling memperkuat," kata dr. Aisah Dahlan.


"Ada hal-hal yang watak tertentu tidak bisa diungkapkan padahal bukan itu keinginannya misalnya ya, ada anak yang memang dengan lugasnya bilang saya maunya ini," lanjutnya.


"Buat anak-anak yang kita sudah bisa deteksi kurang lebih kemana ini, Umarkah, Abu Bakarkah, Utsmankah, atau Ali, itu kalau bisa dikisahkan ceritanya umar," terang dr. Aisah Dahlan.


"Jadi, untuk orangtua juga tidak mencap anak ini buruk. Ini adalah cerminan dari watak-watak khilafaur rasyidin," jelasnya.


"Jadi, sekali lagi Bunda, kalau ada anak kayak gini langsung bilang, 'Ya Allah, anakku Umar bin Khattab ini sedang negosiasi," tutup dr. Aisah Dahlan. ***

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel