Astaghfirullah, Ternyata Orangtua Seperti Ini Durhaka Pada Anaknya!
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi pemenuhan hak dan kewajiban setiap makhluk-Nya. Termasuk bagi setiap anggota keluarga, baik pemenuhan hak dan kewajiban anak kepada kedua orangtua maupun sebaliknya, dari orangtua terhadap anak.
Seperti yang diketahui, Islam menginstruksikan pada para anak-anak untuk menghormati orangtuanya, untuk mematuhinya dan mengikuti perintah mereka. Dapat disimpulkan bahwa Islam telah memberi orangtua status terhormat. Namun, seringkali kita masih mendengar anak yang durhaka pada orangtuanya.
Padahal, dalam Islam hal demikian sangatlah tidak baik. Dan anak yang durhaka itu akan memperoleh ganjaran yang amat berat dari Allah SWT. Bahkan, ganjaran tersebut akan ia dapatkan di dunia ini. Sehingga, hidupnya terasa tidak berkah dan merasa kesulitan. Ya, hal demikian memang sudah tidak asing lagi bagi kita.
Sumber: dailymail.co.uk
Tapi, bagaimana jika orangtuanyalah yang durhaka? Memang terdengar tidak pas jika terdapat orangtua yang durhaka pada anak. Namun seperti kata pepatah, ada asap ada api. Bermakna bahwa segala sesuatu pasti ada sebabnya. Kaitannya dengan sikap durhaka seorang anak terhadap kedua orangtua, salah satu penyebabnya justru karena terlebih dahulu terdapat sikap durhaka orangtua terhadap anak. Seperti yang terjadi di zaman Khalifah ‘Umar ibn Khaththab radhiallahu ‘anhu.
Sumber: parenting.com
Dilansir dari daily-sun.com, disebutkan bahwa hak dan kewajiban adalah dua sisi mata uang. Hak orangtua adalah tugas anak-anak dan tugas orangtua adalah hak anak-anak. Oleh karena itu, mereka yang menjadi orangtua memiliki tanggung jawab besar di pundak mereka. Status orangtua adalah karena melakukan tugas-tugas yang orang tua telah diberkati dengan status yang mulia.
Umar ibn Khaththab radhiallahu ‘anhu pernah didatangi oleh seseorang yang akan mengadukan anaknya, “Anakku telah durhaka kepadaku.” Kemudian Umar ibn Khaththab kepada sang anak, “Apakah dengan durhaka kepada ayahmu engkau tidak takut kepada Allah, Nak? Karena itu adalah hak orang tua,” Sang anak pun membela diri dengan menjawab “Wahai Amirul Mukminin, Bukankah anak juga punya hak atas orangtuanya?” “Benar, haknya adalah memilihkan ibu yang baik, memberi nama yang bagus, dan mengajarkan Al-Quran.”
“Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik. Ibuku adalah hamba sahaya yang dibelinya dari pasar seharga 400 dirham dengan warna kulit hitam. Ia menamaiku Ju’al (sejenis kumbang yang selalu bergumul pada kotoran hewan. Bisa juga diartikan seorang yang berkulit hitam dan berparas jelek atau orang yang emosional) yakni bukanlah termasuk nama yang baik. Dan kecuali satu ayat saja dia juga tidak mengajarkan Al-Quran kepadaku”. (Al-Qamus Al-Muhith, hal. 977)
Umar pun menoleh kepada sang ayah lalu berkata, “Engkau mengatakan anakmu telah durhaka tetapi engkau telah durhaka terlebih dulu padanya sebelum itu. Enyahlah dari hadapanku!” ( As-Samarqandi, Tahbihul Ghafilin, 130)
Sumber: phunudep.com
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa orangtua yang tidak memenuhi kewajibannya terhadap anak maka dianggap telah durhaka.
Kewajiban Orangtua Terhadap Anak
Sumber: beliefnet.com
Dilansir islamweb.net, tanggung jawab orangtua untuk perawatan dan pengasuhan anak-anak mereka disebutkan dalam beberapa ayat Alquran, serta dalam Hadis. Salah satunya yang berarti "Hai orang yang percaya, lindungi dirimu dan keluargamu dari Api yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." [QS At-Tahrim: 6]
Bagaimana kita menangkal api itu dari keluarga kita? Orangtua berkewajiban menunjukkan kepada anaknya cara yang benar dan mengajari mereka perbedaan antara benar dan salah. Sebuah contoh yang sangat baik dari ini ditemukan dalam kata-kata Luqmaan dalam mengajari putranya meliputi:
• Tidak menganggap kekuatan ilahi untuk apa pun selain Allah.• Untuk menjadi baik dan baik kepada orangtua.• Untuk mematuhi orangtua kecuali mereka memerintahkan apa yang salah.• Untuk memahami bahwa semua perbuatan kita, betapapun kecilnya, dicatat dan akan terungkap.• Bersikap konstan dalam doa.• Untuk memerintahkan apa yang benar dan melarang apa yang salah.• Untuk menanggung apa yang menimpanya dengan kesabaran.• Untuk menghindari kesombongan, arogansi dan kesombongan.• Untuk bersikap sopan dan berbicara.
Sumber: worldmuslimpedia.com
Ini adalah contoh model tanggung jawab dan saran orangtua. Luqmaan membimbing putranya sendiri di jalan menuju surga dengan kata-kata sederhana namun mudah diingat.
Banner: abc.net.au