Penyebab Tidak Satupun Sholat Diterima Meski Sudah 60 Tahun Mengerjakan


 Ilustrasi sholat. /Pexels./Michael Burrows

RINGTIMES BANYUWANGI – Diantara kesalahan besar yang terjadi pada sebagian orang yang sholat adalah tidak tuma’ninah.

Dilansir oleh Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal YouTube Doa Pedia pada 1 April 2021, berikut penjelasan tentang sholat yang tidak diterima:

Sebagaimana disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad dari Nabi SAW bahwa beliau bersada:

“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari sholatnya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasullah bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasullah berkata. “Dia tidak sempurnakan rukuk dan sujudnya.” (HR. Ahmad no 11532, disahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986).

Tuma’ninah ketika mengerjakan sholat adalah bagian dari rukun sholat, sholat tidak sah kalau tidak tuma’ninah.

Nabi SAW bersabda:

“Jika kamu hendak mengerjakan sholat, maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al-Qur’an yang mudah bagimu. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma’ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma’ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud. Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh sholatmu.” (HR. Bukhari 757 dan Muslim 397 dari shabat Abu Hurairah).

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh

Sungguh mengerikan jika kita rajin melaksanakan sholat, namun tidk memperhatikan rukun-rukunnya dengan baik.

Dari mulai berwudhu, takbiratul ikhram hingga salam.

“Sesungguhnya (ada) seseorang yang sholat selama 60 tahun, namun tidak ada satu pun sholat yang diterima. Barang kali orang itu menyempurnakan ruku’ tapi tidak menyempurnakan sujud. Atau menyempurnakan sujud namun tidak menyempurnakan ruku’nya.” (Hadits Hasan Riwayat Al-Ashbahani dalam At-Targhib, lihat Ash-Shahihah no. 2535).

Sebab yang menjadikan sholat seseorang selama 60 tahun tidak ada yang diterima satu pun.

Sebagaimana disebutkan hadits di atas adalah karena tidak tuma’ninah dalam ruku’ dan sujud.

Tak heran jika sholat yang kita lakukan bisa tak bernilai pahala melainkan hanya sepersepuluh, sepersembilan.

Atau paling besar hanya setengahnya saja.

“Sesungguhnya seseorang benar-benar selesai (dari sholat) namun tidak dituliskan (pahala) baginya melainkan hanya sepersepuluh dari sholatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau setengahnya.” (HR. Shohih riwayat Imam Abu Daud).

Padahal amalan yang paling pertama dihitung kelak di akhirat adalah sholat. Jika sholatnya baik, inshaa Allah amalan dan ibadah lainnya akan Allah terima.

Namun jika sholat saja sudah buruk, maka amat mungkin amalan lainnya tidak diperhitungkan, naudzubillah.

“Sesungguhna pertama kali yang dihisab (ditanya dan dimintai pertanggungjawaban) dari segenap amalan seseorang hamba di hari kiamat kelak adalah sholatnya. Bila sholatnya baik maka beruntunglah ia dan limana sholatnya rusak, sungguh kerugian menipanya.” (HR. Tirmidzi).

Maka marilah kita senantiasa memperbaiki amalan sholat, agar Allah melihat bahwasanya sholat yang kita lakukan.

Tidak hanya sekedar gerakan tanpa jiwa, melainkan kita hadirkan hati kita ke hadapan-Nya.

Semoga bermanfaat dan kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel